0


A.    Pengertian Kerangka Karangan
Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disusun secara sistemais, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana  kita menyusun kerangka itu. Kerangka karangan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konsepsual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Selain itu, kerangka karangan akan dapat menghindarkan kemungkinan kesalahan terutama dalam mengembangkan detail-detailnya (Widjono, 2007:253).
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan (Kosasih, 2004: 129).
Kerangka karangan adalah pada umumnya para penulis pertama-tama harus membuat bagan atau rencana kerja, yang setiap kali dapat mengalami perbaikan dan penyempurnaan hingga dicapai bentuk yang lebih sempurna. Untuk membuat perencanaan semacam itu diperlukan sebuah metode yang teratur, sehingga pada waktu menyusun bagian-bagian dari topik yang akan digarap itu dapat dilihat hubungan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lain,bagaimana yang sudah baik dan bagian mana yang masih memerlukan penyempurnaan (Keraf, 1980: 132).      

B.     Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik.
1.      Kerangka kalimat menggunakan kalimat deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik maupun sub-sub topik.
2.      Kerangka topik berisi topik dan sub-subtopik yang berupa frasa, bukan kalimat lengkap.

Menyusun kerangka berarti merinci topik berdasarkan kalimat tesis kedalam subtopik, merinci subtopik menjadi unsur-unsur subtopik yang lebih kecil. Untuk menyusun kerangka karangan, perhatikan proes berikut ini:
Merumuskan topik menjadi rumusan masalah, tujuan, dan kalimat tesis.
1.1  Menyusun rincian kalimat tesis menjadi kerangka kasar/ ragangan yang terdiri pendahuluan dan bahasan utama, masing-masing disertai judul bab.
1.2  Merinci kerangka kasar (ragangan) menjadi kerangka sempurna dengan merinci bab menjadi subbab, dan merinci subbab menjadi sub-subjudul yang lebih kecil, serta tambahan unsur pembuka dan unsur penutup (Widjono, 2007:254).

C.    Cara Penyusunan Kerangka Karangan
Suatu kerangka yang baik tidak hanya sekali buat. Penulisan dalam menyusun kerangka karangan selalu berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama. Langkah ini tidak mutlak harus diikuti oleh penulis-penulis yang sudah mahir, orang yang mahir menulis tulisan-tulisan yang kompleks atau dengan mudah menyusun kerangka karangan.           

Pada dasarnya, untuk menyusun kerangka karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan kerangka.
Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan Tema dan Judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul  lebih pada penjelasan awal isi kerangka yang akan ditulis.
2.      Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Salah satunya dengan cara mengumpulkan kliping-kliping masalah tertentu ( biasanya yang menarik bagi penulis ) dalam berbagai bidang dengan rapi. Banyak cara yang digunakan dalam mengumpulkannya, dan masing-masing penulis mempunyai cara tersendiri yang sesuai dengan tulisannya.
3.      Menyeleksi Bahan
      Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan, Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk-petunjuknya:
a.       Catatlah hal-hal penting.
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c.       Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
d.      Membuat Kerangka.

                                    Langkah selanjutnya adalah membuat kerangka. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
4.      Mengembangkan Kerangka Karangan
      Proses pengembangan kerangka karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat (Rumanigsih, 1993:175).

D.    Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur biasanya di gunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis.
1.      Pola Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyataOleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a.       Urutan ruang ( sposial ).
b.      Urutan waktu atau urutan kronologis.
c.       Urutan topik yang ada.
2.      Pola Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai dengan pendekatan logika atau pola pikir manusia. Urutan susunan logis, dibagi berdasarkan: 

a.       Urutan klimaks dan anti klimaks.
b.      Urutan umum-khusus.
c.       Urutan sebab-akibat.
d.      Urutan proses.
E.     Fungsi kerangka karangan
1.      Memudahkan pengendalian variabel,
2.      Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
3.      Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat
4.      Memudahkan  penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
5.      Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
6.      Mencegah pengulangan pembahasaan ide (Rahardi, 2009:159).

Posting Komentar

 
Top